Praktik perjudian menjadi kegiatan yang dipandang sebelah mata bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun tidak dipungkiri praktik ini banyak diminati masyarakat pelbagai lapisan untuk pasang taruhan .
Ini terbukti dengan banyaknya kegiatan masyarakat yang seperti sebuah permainan lokal yang kemudian dimanfaatkan sejumlah pihak untuk meraup keuntungan berlimpah.
Tentu saja, praktik judi tidak dapat dilakukan secara terbuka, tetapip bila sahabat Bonanza88 cukup jeli mengikuti jejak uang, maka dapat ditemukan para bandar yang mengoperasikan kegiatan pasang taruhan.
Cukup mengejutkan Bonanza88 jika mengetahui sejumlah permainan lokal sarat akan unsur budaya, terkadang dimanfaatkan pihak tertentu untuk pasang taruhan.
Kondisi ini tentu saja tidak diakui para pemuka agama, tapi apabila sahabat Bonanza88 ingin menjajal pasang taruhan yang jelas anti mainstream dan tidak bisa ditemukan di situs judi online.
Salah satunya, yakni sabung ayam. Permainan ini dasarnya melibatkan dua ekor ayam pejantan untuk saling beradu apabila bertemu. Naluri alami inilah yang kemudian dimanfaatkan Bandar sabung ayam untuk menjadikan ayam tersebut berduel.
Meski dalam praktik sabung ayam menjadi sebuah cara bagi para penganut agama Hindu Bali dalam memperlihatkan kehambaannya terhadap para dewa. Namun, di sisi lain terdapat pula mereka yang mengadakan pertandingan sabung ayam sebagai satu aktivitas taruhan.
Menariknya, sabung ayam tidak hanya ditemukan di Indonesia saja. Di kawasan Asia Tenggara, praktik judi ini begitu populer pasang taruhan. Misalnya saja di Filipina.
Di Flipina, sabung ayam dikenal dengan nama sabong atau cockfighting. Menariknya, di sana sabong menjadi salah satu olahraga primadona yang bisa meraup miliaran rupiah.
Hingga saat ini olahraga sabong tetap populer, utamanya di kalangan penggemar sabung ayam. Di Filipina, bahkan mempunyai sekitar 2.500 stadion khusus untuk sabung ayam di mana tersebar di seluruh Filipina.
Saking populernya, olahraga sabung ayam jantan di Filipina, media VICE Australia sempat terbang ke Manila, Filipina, untuk membuat sebuah film dokumenter tentang sabung ayam.
Sejarah Sabong/Cockfighting
Sejarah sabung ayam ditelusuri kembali ke periode sebelum Masehi. Selama abad pertengahan, awalnya orang Persia membawa sabung ayam ke Yunani, meskipun sebagian besar ahli percaya bahwa tradisi itu sendiri berasal dari Asia Tenggara.
Lalu, orang Yunani mempraktikkannya sebelum pertempuran untuk mendorong prajurit mereka bertindak dengan berani. Ini kemudian dikenal luas di seluruh negara di Eropa terutama di Inggris sebagai aktivitas perjudian yang dapat dinikmati oleh semua kelas sosial dari bangsawan hingga rakyat jelata.
Dengan cepat, tradisi ini kemudian menyebar ke seluruh dunia karena dibawa oleh para pemukim Inggris.
Sementara di Filipina, sabung ayam yang juga dikenal sebagai sabong di mana pertama kali ditemukan oleh Magellan pada tahun 1521.
Kala itu, ini dianggap sebagai hobi yang populer di negara tersebut karena telah ada selama lebih dari seratus tahun.
Orang Filipina dari semua kelas sosial pun ikut serta dalam olahraga judi ini yang telah diintegrasikan ke dalam budaya Filipina. Lantaran popularitasnya, sabung ayam telah menjadi industri bernilai miliaran dolar dengan ribuan arena dan diperkirakan lebih dari satu juta ayam yang terbunuh di seluruh negeri.
Di banyak negara, aktivitas ini telah dilarang karena sifatnya yang keras dan kejam, namun sabung ayam di Filipina dianggap legal. Selama tahun 1974, Presiden Ferdinand Marcos menandatangani Keputusan Presiden No. 449 yang menciptakan “Hukum Sabung Ayam tahun 1974” yang mengatur pendirian dan pengoperasian kokpit di negara tersebut.
Sebagaimana tertuang dalam undang-undang, sabung ayam merupakan wahana pelestarian budaya Filipina yang dapat meningkatkan jati diri bangsa. Namun, sabung ayam hanya akan diizinkan terjadi di kokpit berlisensi yang berarti tempat tanpa izin lainnya yang mengadakan sabung ayam adalah ilegal.
Sebagian besar sabung ayam legal diadakan di stadion atau arena sementara sabung ayam ilegal biasanya diadakan di tempat lain.
Baru-baru ini, karena munculnya teknologi digital, orang Filipina dapat bertaruh pada ayam aduan tanpa harus hadir secara fisik di kokpit melalui e-sabong atau sabung ayam online.
Latar Belakang Permainan Sabong/Cockfighting
Ayam jantan biasanya mendapatkan latihan yang melibatkan keterampilan bertarung untuk berpartisipasi dalam kompetisi. Pada hari kompetisi, pemilik akan tinggal di area yang ditentukan di luar kokpit.
Di mana, ayam jantan akan dipasangkan berdasarkan kualitas fisik seperti tinggi, berat, dan lebar sayap. Setelah ayam dipasangkan, sebuah gaff, yang secara lokal disebut tari, dan pita kaki dengan nomor tertentu untuk setiap ayam dipasang di kaki ayam.
Panjang gaff ditentukan oleh ukuran kaki ayam dan harus diatur pada sudut dan ketinggian yang tepat untuk menimbulkan kerusakan maksimum dengan gerakan minimal.